Jembatan "Beliefs" dan "Efforts"

Jika Sohib telah belajar dan bahkan mempraktikan beberapa teknik dan tahapan yang telah saya berikan di blog ini, maka ada satu hal penting yang harus juga ditanamkan dalam otak Sohib. Yakni Beliefs atau Kepercayaan / Keyakinan.  Mengapa?

Karena beliefs atau kepercayaan merupakan sesuatu yang sangat vital dalam mencapai hasil yang akurat dan efektif dari suatu usaha pencapaian. Oleh karena itu saya ingin membahas hubungan yang ada antara beliefs dan efforts atau keyakinan / kepercayaan dan usaha, sebuah jembatan yang menghubungkan keduanya; dengan tujuan jika sebuah jembatan dapat dibangun dengan baik, maka proses penyeberangan tidak akan mengalami kesulitan, dalam hal ini, proses penyeberangan yang dimaksud adalah misalnya; ketika Sohib memiliki sebuah ide / gagasan besar, tidak akan terjadi pembantahan dan keragu-raguan dalam merencanakan, mencari, dan menjalankannya.

Sohib mungkin pernah mengalami sebuah kondisi dimana ide dan gagasan besar muncul, sangat briliant, namun sayangnya terjadi pembantahan, mental block yang seolah-olah ingin menggagalkan ide tersebut sebelum terencana dan terlaksana. Pembantahan-pembantahan ini dikenal sebagai mental block. Contoh paling mudah adalah pada saat anda baru memikirkan tentang perencanaan sebuah gagasan dan mencari cara untuk memprosesnya, akan muncul kata-kata yang seolah-olah berbisik ke dalam pikiran Sohib. Kata-kata itu tidak asing dan terlalu sering meruntuhkan beliefs atau kepercayaan diri kita.

Kata-kata yang seringkali muncul beragam dan sebenarnya cukup akrab. Kata-kata tersebut dapat merusak jembatan antara beliefs dan efforts, dan pada akhirnya jangankan mencapai tujuan dan berhasil, justru terkadang sudah gagal sebelum melangkah. Sohib mungkin pernah mendengar kata-kata ini: "Apa ya mungkin", "Mana mungkin bisa berhasil", Bisa ga ya", "Pasti gagal", "Sudah dipastikan tidak bisa jalan", "Ah, nyerah aja deh", "Ini udah takdirku", dan masih banyak lagi.

"Jika kau sedang ragu-ragu akan sesuatu lebih baik tinggalkanlah perkara tersebut".

Membangun jembatan antara beliefs dan efforts merupakan hal paling penting sebelum seseorang menjalankan apa yang telah dipikirkannya. Kebanyakan orang gagal dalam mencapai target, tujuan, cita-cita, karena mereka tidak membangun jembatan tersebut terlebih dahulu. Seperti halnya berobat, seseorang akan sulit mencapai kesembuhan jika dirinya tidak mempercayai usaha sang dokter yang telah menganalisa gejala, penyakit dan cara penyembuhan terbaik; obat yang diberikan, dan juga sama halnya tidak mempercayai semua yang telah direncakan oleh Tuhan.

Banyak orang "berhenti" sebelum melangkah
Sayangnya, memang banyak orang terhenti sebelum melangkah, 'stop' before 'acting'. Realitas yang ada menunjukkan statistik yang terus menerus naik dan meningkat; yakni jumlah orang gagal karena terhenti oleh dirinya sendiri.

Orang-orang seperti ini selalu mendramatisir keadaan, menciptakan kecemasan dan ketakutan secara terus menerus dengan bisikan dan rayuan serta berbagai alasan yang dibuatnya.  

"Untuk memulai bisnis harus modalnya besar, linknya banyak, punya keahlian 'accounting' dan 'management' dan lain sebagainya."

Kalimat atau statement diatas salah satu contohnya. Mungkin seseorang sudah pernah berpikir dan menemukan ide tentang bagaimana memulai bisnisnya, namun pada akhirnya itulah yang dialami, kalimat berupa alasan-alasan yang menggagalkan sebelum memulai proses, 'gagal sebelum mulai' dan 'kalah sebelum bertanding'.

Bekerja keras vs Bekerja Cerdas
Sekeras apapun seseorang berusaha tanpa membangun jembatan antara 'beliefs' dan 'efforts', sama halnya dengan bekerja seperti orang bodoh yang tidak tahu tujuan. Perhatikan baik-baik: banyak orang bekerja sangat keras, benar-benar 'membanting tulangnya', namun tidak mencapai target dan hasil yang maksimal. Karena banyak orang memulai pekerjaan mereka dengan 'tanpa mengenal' target besar dan 'tidak percaya' dengan apa yang dikerjakan.

Bayangkan saja jika anda sedang naik taksi, sementara ketika sang sopir bertanya, "Tujuannya kemana?" dan Sohib menjawab, "Terserah Bapak deh" atau "Saya ikut Bapak saja". Seolah-olah seperti berjalan tanpa rah dan tujuan yang jelas.

Para 'eksekutif', 'pengusaha', 'TOP CEO' memulai karier mereka dari bekerja secara giat dan keras. Mereka tidak lunak terhadap diri mereka sendiri. Namun beberapa hal yang mereka miliki sebagai berikut:
1. 'Doa' sebagai permintaan. Sebuah landasan untuk terbang lebih tinggi.
2. 'Misi' yang mulia dalam pekerjaannya 
3. 'Visi' yang besar dalam pekerjaannya
4. 'Beliefs' / kepercayaan yang dahsyat terhadap apa yang dikerjakan akan membawa diri mereka pada titik keberhasilan
5. 'Efforts', yakni melakukan yang terbaik dan memasrahkan hasilnya pada Tuhan.

Mereka bekerja secara cerdas, bukan hanya kerja keras. Karena mereka berhasil membangun jembatan antara 'beliefs' dan 'efforts' sehingga mereka tahu,apa yang mereka tuju, impikan, cita-citakan, adalah kenyataan yang pasti bisa dicapai, berhasil, dan sukses.

Nah, pada posting artikel berikutnya, saya akan mengulas lagi mengenai bagaimana cara terhebat untuk membangun jembatan antara beliefs dan efforts yang akan mengantarkan Sohib semua menuju keberhasilan dalam hidup.

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih. BY Mixland Blog.