Words become reality

finding-niche-keywords
Yang terucap, yang tertulis, defined as words.
Orang-orang bijak selalu berpikir sekian kalinya untuk menghasilkan kata-kata. Agar mudah dimaknai, agar mudah dipahami, agar segera bisa jalankan dengan menikmati. Namun sayangnya, sekarang kata-kata terobral dengan begitu mudahnya. Tertulis maupun terucap, semua terasa nirmakna.
Bagi beberapa orang, terkadang kesendiriannya adalah sebuah lelaku meditasi dan pencapaian titik batin, agar mampu menyentuh untaian pemahaman yang lebih dalam. Karena sebenarnya terdapat ayat-ayat atau sebut saja kata-kata yang tidak tertulis, hanya tersirat, bukan tersurat dan kasat mata, namun sangat bermakna.
Karena itu banyak penulis hebat yang saya meyakini orang-orang seperti Khalil Gibran, Shakespeare, dan Bahkan Sang Rasul Muhammad SAW, terkadang dan terlebih sering memilih untuk menyendiri, memilih jauh dari keramaian, memilih agar tidak terjamah oleh dunia diluar dunianya, untuk melakukan penyatuan diri dengan ide-ide dahsyat yang hanya bisa terjamah oleh pendekatan diri, pengenalan diri, saat terjadinya keselarasan batin dan pikiran.
Karena itu, kesendirian itu terkadang justru menjadi sebuah proses dimana seharusnya terjadi keselarasan pikiran dan hati, agar ide-ide kreatif mampu muncul ke permukaan, agar ayat-ayat tersirat tadi mampu tersurat dengan jelas.
Bayangkan saja mengenai ide sederhana yang kini jadi sebuah objek yang dibutuhkan dan digunakan banyak orang seperti gunting, pemotong kuku, pisau untuk memotong. Pada saat di zaman sebelum adanya alat-alat sederhana tersebut tadi, dari mana penciptanya mampu menemukan ide brilian untuk membuat sebuah gunting, pemotong kuku, atau pisau tadi?
Bagaimana dengan munculnya ide bisnis seperti salon, tukang potong rambut, bisnis sederhana yang bagi kebanyakan orang mungkin biasa saja. Tapi coba telaah lebih dalam, zaman pertama belum ada tukang potong rambut atau salon? Adakah orang yang bisa mencukur sebelumnya? Adakah orang bisa mengcreambath sebelumya?
Ya karena selalu ada yang pertama. Dan prosesnya selalu belajar dari memandang ke dalam diri sendiri. Saat hendak memulai menjadi tukang cukur, mungkin tukang cukur pertama memulai dengan berkaca, melihat rambutnya yang tidak tertata. Akhirnya ingin menjadikan penampilannya sedikit lebih baik. Dirinya melakukan pencarian ide. Kembali dan terus mencari ide, sampai akhirnya munculah ide membuat gunting untuk memotong rambut, dan sebagainya.
Karena itu, Guru yang paling hebat adalah saat mampu terjadi keselarasan antara batin dan pikir, saat dimana ide-ide super hebat muncul dengan keberanian untuk menjalankan ide tersebut. Ide-ide yang berwujud perkataan yang tersirat, yang kemudian mampu terwujud nyata.
Nah, mulailah belajar mengenal diri. Karena begitu banyak buku yang masih belum kita baca didalam diri kita. Seperti Allah SWT dulu memandaikan Adam AS tanpa perlu belajar. Karena kita tidak pernah tahu kapan Tuhan berbisik pada kita mengenai sebuah ide hebat untuk mengangkat kehidupan kita.

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih. BY Mixland Blog.