OLS: Optimum Learning State 3

Pada bahasan sebelumnya, "OLS: Optimum Learning State 1" dan "OLS: Optimum Learning State 2", saya sudah memberikan penjelasan mengenai definisi OLS, pentinngnya OLS, dan fakta mengenai OLS serta juga tahapan pertama dari Metode 3 tahapan untuk mencapai Optimum learning state.

Nah pada posting "OLS: Optimum Learning State 3" ini saya akan memberikan tahapan kedua dari "Metode 3 Tahapan', yaitu: 

Menggunakan relaksasi untuk memperdalam OLS (Optimum Learning State)

Menggunakan teknik pernafasan yang dalam untuk membuat tubuh menjadi lebih rileks dan pikiran jadi lebih tenang sudah saya ulas pada posting sebelumnya. Hal tersebut membantu menenangkan pikiran pada saat menyalurkan energi ke seluruh bagian tubuh dan otak. Dari hal tersebut akan membantu otak untuk mengubah frekuensi gelombang sadar standard, yakni kondisi frekuensi beta pada 18 - 40 hz menuju rentang frekuensi gelombang alpha antara 8-14 hz, dan frekuensi tersebut hanya terpaut 1 hz dari frekuensi gelombang tetha yang berada pada frekuensi 4-7hz, padahal OLS berada pada kondisi tersebut.

Kondisi alpha seringkali dikenal sebagai kondisi penuh imaginasi, lamunan, kondisi meditatif dan hipnosis tinggi (belum memasuki tahapan clairvoyance atau tetha), namun sayangnya pada kondisi  tetha, meskipun sudah mendekati OLS, kondisi ini masih mudah terpancing untuk menjadi buyar, konsentrasi menjadi lepas, dan kembali pada kondisi sadar secara utuh (kembali ke beta). Oleh karena itu, diperlukan tahapan rileksasi untuk memperdalam kondisi kesadaran dan menggiringnya menuju state of tetha dimana OLS benar-benar berada dan konsentrasi benar-benar terjaga.

Fakta tentang kondisi otak dan pikiran yang berketerkaitan
Menurut Jerone Singer, Ph. D., peneliti kesadaran, bahwa apapun yang kita lakukan, otak sangat terikat untuk terus bekerja bersama pikiran - untuk memilih dan memilah (menyortir informasi) dan menghasilkan  berbagai kemungkinan, baik praktis dan tidak praktis - yakni disaat kita berada dalam kondisi terjaga (sadar).

Sementara jika pikiran sedang tidak memikirkan sesuatu, benar-benar free, sebenarnya hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk membantu memaksimalkan pemakaian kekuatan otak, yang dalam keadaan sebaliknya bisa jadi sia-sia. Artinya jika saat seseorang sedang banyak berpikir, akan menjadi sia-sia usaha untuk memaksimalkan energi yang ada untuk pemakaian kekuatan otak.

Psikolog Eric Klinger, Ph. D., menyebutkan bahwa ketika seseorang sedang berusaha belajar , kondisi sadar justru menghambat bagi kondisi alpha dan OLS. Dia menyebutkan bahwa 75 % kekuatan otak kita tercurah untuk "menyortir informasi dan membuat kemungkinan-kemungkinan (dalam bentuk prasangka, tebakan, perhitungan, judi, dsb). Sementara hanya tersisa kurang dari 25% saja yang dapat digunakan secara maksimal untuk menerima informasi baru dan tugas yang akan dihadapi. 

Saya pun pernah mendapati hal yang sama ketika seorang Guru Muda berkata kepada saya, "Meskipun kamu telah mempelajari banyak hal, tetaplah merasa dan menjadi bodoh atau seolah-olah masih belum puas dalam belajar, apalagi jika kamu akan mempelajari dan menghadapi kelas dengan subjek/mata pelajaran/perihal yang sama, anggaplah itu hal baru dengan informasi-informasi yang baru, sehingga dengan begitu kamu bisa mengupdate dan menjadi jauh lebih pandai." Dengan kata lain kosongkan isi cangkirmu, dan biarkan cangkiru terisi dengan isi baru.

Kondisi itu memang benar, semakin seseorang merasa telah pernah belajar sesuatu, kecenderungannya adalah rasa malas yang tinggi, dan konsentrasi yang berkurang, 75 % dari pikirannya tercurah untuk menyortir informasi yang pernah diterima dan membentuk kemungkinan-kemungkinan. Sementara 25 % (dan bisa jadi sangat kurang dari itu) digunakan untuk menerima informasi terbaru dan untuk menghadapi tugas terbaru.

Sebagai contoh: Anda pasti pernah merasakan jenuh mengikuti kelas yang sama pada semester yang berbeda. Atau anda pasti pernah menonton film yang sama, sehingga anda langsung mengganti channelnya.

Relaksasi sebagai jembatan antara alpha dan tetha (OLS)
Herbert Benson, M.D, dan sejumlah ilmuwan dalam penelitiannya di Beth Israel Hospital, Boston, memberikan pengesahan kepada sejumlah metode yang diyakini mampu menjadi jembatan antara alpha dan tetha, sehingga memungkinkan kondisi OLS dimunculkan dalam kondisi sadar sekalipun. Adapun beberapa metode tersebut adalah sehubungan dengan relaksasi: "Prayers", "Meditasi", "Yoga", "Jiwa Suci".
Dr. Benson menemukan bahwa ketika seseorang dibawa pada kondisi ruang yang sunyi dan nyaman, serta memandunya untuk bervisualisasi (melakukan penggambaran), hasilnya ternyata otak orang tersebut segera menghasilkan frekuensi gelombang alpha; dan ketika diukur menggunakan alat laboratorium, alhasil pikiran mereka menjadi tenang, nafas menjadi natural dan harmonis, kondisi relaksasi yang mendalam. Pada saat yang sama, aliran darah dibanjiri oleh hormon-hormon yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan otak -  endhorpin, benzodiazepine, dan neuropeptides - yang biasanya dilepaskan oleh otak pada saat seseorang mengalami kondisi lega, bahagia, senang, gembira, dan percaya diri.

Relaksasi yang notabene mampu mengkondisikan otak menuju frekuensi gelombang yang lebih rendah, dari kondisi sadar pada range 18 - 40 hz menuju frekuensi 8 - 14 hz telah membuka peluang bagi terjadinya kondisi OLS yang berada pada kondisi tetha (4 - 7hz). Dan hebatnya, relaksasi dapat dilakukan secara mandiri, dan tidak melulu harus dalam bimbingan.

Metode rileksasi (Tahap 2 dari Metode 3 tahapan mencapai OLS)
Berikut saya sampaikan beberapa langkah untuk menjalankan rileksasi secara mandiri.
1. Luangkan waktu sebelum melakukan usha belajar sekitar 10-15 menit .
2. Lakukan pemanasan dengan melakukan tahapan latihan pernafasan dalam. Untuk contoh dapat dilihat pada posting sebelumnya : "OLS: Optimum Learning State 2"
3. Jika sudah selesai pada langkah 2, tutup kedua mata anda dan mulailah bernafas secara natural. Nikmati saja kondisi nafas dari masuk dan keluarnya. Hirup dan lepaskan nafas melalui hidung.
4. Lanjutkan jika pernafasan sudah kembali normal, fokuskan untuk menarik dan menghembuskan nafas dari ujung nostril (lubang hidung)
5. Jika muncul gambaran yang mengarahkan fokus anda, anda tidak perlu melawannya, kembalikan konsentrasi anda pada pernafasan. Kuncinya adalah menikmati. Sampai terasa seolah-olah mengantuk (namun tetap  jaga kesadaran anda, jangan sampai tertidur), dan sangat menikmati kondisi duduk anda. Lambat laun, nafas akan menjadi semakin berat, begitu pula dengan mata terasa berat untuk dibuka, dan anda merasakan kondisi sangat rileks, sangat tenang, sangat damai.
6. Gambaran akan lambat laun menghilang dan anda akan diantarkan pada sebuah dimensi ruang dan waktu yang tanpa batas, sebuah ruang didalam diri anda. Dan disinilah yang disebut kondisi rileksasi yang dalam. Usahakan untuk terus merasakan dan menikmati, sampai anda merasakan sudah cukup (sekitar 10 menit).
7. Setelah itu bukalah mata anda dan kembalilah melanjutkan usaha belajar anda.

Nah pada teknik ke dua setelah pernafasan dijelaskan pada posting sebelumnya, adalah pelatihan membentuk pola rileksasi yang mendalam. Semakin sering dilatih, maka tubuh dan otak akan terlatih dan mudah untuk mencapai kondisi ini, sehingga yang diperlukan adalah sistem Anchoring yang akan digunakan untuk mengunci OLS anda. Kodisi diatas adalah anda sudah berada pada kondisi OLS, hanya memerlukan satu tahapan berikutnya untuk dapat mengunci OLS agar kelak sewaktu-waktu anda memerlukan OLS, anda dapat dengan mudah memanggilnya.

Sekian dari saya pada tahapan kedua ini, namun sebelum anda mempraktikkan yang ada pada posting ini usahakan dan lebih baiknya anda juga membaca dan mempraktikkan "OLS: Optimum Learning State 1" dan "OLS: Optimum Learning State 2" serta "Mengenal Gelombang Otak (Brainwave)". Pada posting berikutnya saya akan menyampaikan ulasan mengenai Sistem Anchoring sebagai kunci dari kode pemanggil OLS

Selamat membaca dan selamat mempraktikkan. Salam sukses

Unknown

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih. BY Mixland Blog.